PENGARUH YANG DI SEBABKAN OLEH GLOBALISASI
TERHADAP PERKEMBANGAN GENERASI MUDA
MAKALAH INI DIAJUKAN UNTUK TUGAS ILMU SOSIAL DASAR
Disusun
Oleh :
BERKAH
PUTRA PRASETIA
11315338
1TA03
PROGAM
STUDI TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS
TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Dosen
:
EMILIANSHAH BANOWO, S.SOS.,MM
Kampus D di Jl. Margonda Raya 100 - Depok
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang “PENGARUH YANG DI SEBABKAN OLEH GLOBALISASI TERHADAP PERKEMBANGAN
GENERASI MUDA”.
Makalah ini telah Penulis susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka
Penulis menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar Penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir
kata Penulis berharap semoga makalah tentang “PENGARUH YANG DI SEBABKAN OLEH GLOBALISASI TERHADAP
PERKEMBANGAN GENERASI MUDA” ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
DAFTAR
ISI
·
KATA
PENGANTAR .............................................................................................. i
·
DAFTAR
ISI ............................................................................................................ ii
·
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………….......... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH …………………………………………………….
2 1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………….......... 1
1.3 TUJUAN PENULISAN ……………………………………………………... 2
·
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN GLOBALISASI ..………………………………………….. . 3
2.2 PENGARUH GLOBALISASI …………………………………..…………... 6
2.3 MENGANTISIPASI DAMPAK
NEGATIF GLOBALISASI TERHADAPNILAI NASIONALISME
……………………………………………….………............... 7
2.4 GENERASI MUDA INDONESIA SAAT INI …...………………………….. 8
2.5 PERAN GURU, ORANG TUA DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT DALAM
MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK DI ERA GLOBALISASI …..................10
·
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ……………………………………………………………… 18
3.2 SARAN …………………………………………………………………….. .. 19
·
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 20
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arus
globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda.
Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi
tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri
sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul
dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang
berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan
pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak
kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan
kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna.
Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi
identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan
mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang
memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi
bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika
digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi
jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan
mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Bukan hanya internet saja, ada
lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat
menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan
handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah
lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli
terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan
sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor
anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan
kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa
jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul
tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme
akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan
rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa
depan bangsa.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan
diatas, maka yang menjadi rumusan masalah yaitu :
1. Apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi pengaruh
negative globalisasi terhadap nilai nasionalisme?
2. Seberapa penting kah peran guru, orang tua, dan
lingkungan masyarakat untuk mencegah anak – anak untuk tidak terpengaruh hal
negative dari globalisasi?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan
makalah ini yaitu :
1. Melengkapi tugas mata kuliah ilmu sosial dasar.
2. Memberikan informasi yang penulis dapatkan untuk
dibagikan kembali kepada orang – orang yang membutuhkan.
3. Untuk mengetahui perkembangan generasi muda di jaman
era globalisasi saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Globalisasi
Menurut asal katanya, kata
"globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah
universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses
menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di
dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.
Globalisasi belum memiliki definisi yang
mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung
dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses
sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh
bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu
tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan
batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat
globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa,
sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya.
Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk
yang paling mutakhir.
Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena
tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti
budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali
menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Globalisasi berasal dari bahasa asing (Globalization)
yaitu global artinya universal dan lization artinya proses. Jadi secara
asal-usul kata globalisasi yaitu proses pelebaran elemen-elemen baru baik
pemikiran, gaya hidup, informasi maupun teknologi dengan tanpa dibatasi batas
negara. atau mendunia.
Globasisasi dapat diartikan
sebagai sebuah proses dimana batas-batas dalam suatu negara menjadi bertambah
sempit karena adanya kemudahan dalam berinteraksi antar negara baik
perdagangan, gaya hidup, informasi maupun dalam bentuk interaksi yang lain.
Globalisasi juga dapat diartikan
sebagai suatu proses dimana dalam
kehidupan sehari-hari, informasi dan ide-ide menjadi tolak ukur standar di
seluruh dunia. Proses tersebut diakibatkan oleh bertambah canggihnya teknologi
informasi dan komunikasi serta transportasi dan kegiatan ekonomi yang sudah
memasuki pasar dunia.
Dari latar belakang diatas ada
beberapa ahli yang mencoba mengartikan globalisasi, berikut informasi tentang
pengertian globalisasi menurut para ahli:
Pengertian Globalisasi Menurut Para Ahli
1. Pengertian Globalisasi menurut Selo Soemardjan
Globalisasi adalah sebuah suatu proses terbentuknya
sistem komunikasi dan organisasi antar masyarakat yang ada diseluruh dunia.
Adapun tujuan globalisasi untuk mengikuti kaidah-kaidah dan sistem tertentu
seperti PBB dan OKI.
2. Pengertian Globalisasi menurut Achmad Suparman
Globalisasi adalah suatu proses untuk menjadikan benda
atau perilaku sebagai penanda atau ciri-ciri dan setiap individu dalam dunia
ini tanpa dibatasi oleh suatu wilayah.
3. Pengertian Globalisasi menurut Thomas L. Friedman
Globalisasi mempunyai dimensi teknologi dan ideologi.
Dalam dimensi teknologi berupa teknologi informasi yang sudah menyatukan dunia,
dan Dimensi Ideologi berupa pasar bebas dan kapitalisme.
4. Pengertian Globalisasi menurut Malcom Waters.
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang memiliki
akibat karena pembatasan geografisa pada kondisi sosial budaya sudah tidak atau
kurang penting lagi dan tidak menjadi dalam kesadaran orang.
5. Pengertian globalisasi menurut Dr. Nayef R.F.
Al-Rodhan
Globalisasi adalah suatu proses yang mencakup kasus,
penyebab dan konsekuensi dari perpaduan transkultural dan transnasional pada
kegiatan yang dilakukan oleh manusia dan kegiatan yang dilakukan oleh mesin.
6. Pengertian Globalisasi menurut Emanuel Ritcher
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara
bersamaan dalam menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan
tertutup dalam saling kebergantungan dan adanya persatuan dunia.
7. Pengertian Globalisasi menurut Anthony Giddens
Globalisasi adalah intensifikasi hubungan masyarakat
di seluruh dunia yang mengaitkan seluruh daerah sehingga kejadian lokal dapat
terbentuk dari peristiwa yang terjadi bermil-mil jaraknya dan sebaliknya.
8. Pengertian Globalisasi menurut Martin Albrow
Globalisasi adalah seluruh proses dimana penduduk
dunia akan terhubung dalam sebuah komunitas global dan dunia tunggal.
9. Pengertian Globalisasi menurut Princeton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang cepat atas
keterhubungan dan ketergantungan antara negara-negara yang ada di dunia dalam hal
keuangan dan perdagangan.
10. Pengertian Globalisasi menurut Laurence E
Rothenberg
Globalisasi adalah sebuah percepatan dan intensifikasi
dalam interaksi dan perpaduan antara perusahaan, pemerintah dan orang-orang
dari negara yang berbeda.
11. Pengertian globalisasi menurut Scholte
Globalisasi adalah suatu proses meningkatnya jalinan
internasional. Dalam hal ini semua negara mempertahankan identitas
kenegarannya, namun tetap bergantung pada antara satu dengan yang lainnya.
2.2 Pengaruh
Globalisasi
Globalisasi
sudah menjadi sebuah kenyataan dalam kehidupan sehari-hari yang tidak mungkin
untuk dihindari karena proses berlangsung menyebar dan disegala sektor sudah
terpengaruhi oleh arus globalisasi antara lain:
1. Pengaruh globalisasi dibidang ekonomi.
Adanya pasar bebas dimana segala produk yang ada di
suatu negara akan dijual secara bebas ke negara lain tanpa adanya pajak
sehingga banyak produk-produk asing yang akan masuk dalam negara kita.
2. Pengaruh globalisasi di bidang politik
Semakin besarnya pengaruh sistem demokrasi dalam
masyarakat sehingga dapat berturut aktif dalam mengadakan kehidupan bersama,
menghargai hak dan kewajibab, dan menghormati hak asasi manusia.
3. Pengaruh globalisasi di bidang budaya.
Semakin besarnya pengaruh kebudayaan asing yang sudah
menyentuh dalam setiap lapisan masyarakat dan semua orang, seperti adanya
perubahan pola perilaku dengan cara berpakaian dan berbahasa karena pengaruh
musik dan film yang ada dinegara lain, semisal korea.
4. Pengaruh globalisasi di bidang sosial
Lahirnya sebuah kesadaran global dimana manusia selalu
merasa menggantungkan diri dan saling membutuhkan.
5. Pengaruh globalisasi di bidang ekologi
Semakin meningkatnya kebutuhan pada manusia pada
sumberdaya alam sehingga terus melakukan eksploitasi secara berlebihan.
2.3 Mengantisipasi Dampak Negatif Globalisasi Terhadap
Nilai Nasionalisme
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap
nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
1. Menumbuhkan semangat
nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan
nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan
ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum,
menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil-
adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh
globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
6. Menumbuh kembangkan cara
berpikir kritis. Karena hal tersebut menjadikan kita lebih selektif terhadap
pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa
Dengan adanya langkah-
langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi
yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak
akan kehilangan kepribadian bangsa.
Pada zaman dewasa ini, kita sebagai manusia telah banyak mengalami
transisi menuju dunia modernisasi dan zaman yang terbuka terhadap perkembangan
dan kemajuan dunia. Banyak hal yang memang harus kita perhatikan dari sudut
yang berbeda untuk kemajuan sebuah Negara, termasuk generasi muda Indonesia
pada saat ini.
Remaja ? remaja Indonesia pada saat ini sebagai generasi muda yang
selanjutnya yang akan meneruskan cita-cita sebuah bangsa, untuk memimpin dan
mengatur sebuah Negara, haruslah
memiliki kepribadian yang baik, kecerdasan yang di landasi dengan ilmu dan wawasan
yang luas, memiliki jiwa yang semangat, pikiran terbuka dan tujuan yang baik,
berbobot dan bermanfaat serta berguan untuk kemajuan bangsa dan Negara.
Sayangnya generasi muda Indonesia pada saat ini telah banyak
terjerumus pada dunia modernisasi dan westernisasi sehingga melupakan adat
ketimuran yang kita miliki yang di kenal oleh Negara lain sebagai Negara yang
menjunjung tinggi moral dan adat kesopanan tapi fakta mengatakan lain. Generasi
Indonesia saat ini mengalami krisis identitas dan korban dari gaya hidup
hedonisme barat. Semakin banyak life style dari luar Negara Indonesia yang
masuk semakin tidak terkandali generasi muda Indonesia saat ini.
Jika di lihat dari latar belakang, generasi- generasi muda saat
ini yang korban dari budaya permisif yang tidak terikat dengan nilai dan norma
bisa di pastikan di antaranya adalah kurangnya pendidikan agama dari keluarga,
kurangnya perhatian, kepudulian, dan kasih sayang dari keluarga, lingkungan
yang tidak mendukung, pola hidup yang terlalu bebas dan individualisme, teman
sepergaulan yang menyukai kehidupan bebas, dan rapuhnya iman serta kepribadian.
Fakta yang di ambil dari beberapa sumber, sebagian generasi muda
Indonesia pada saat ini sudah mengalami kerusakan akhlak, moral, dan
nilai-nilai norma adat sopan ketimuran yang tidak di gunakan lagi oleh kita
sendiri sebagai bangsa Indonesia, menyedihkan memang mengetahi generasi muda
saat ini apabila kita lihat apa yang sudah di lakukan oleh sebagian generasi
muda saat ini, sungguh miris?!!! dari penelitian ini menunjukan, kondisi remaja
generasi muda Indonesia kita saat ini sungguh memprihatinkan.
Fakta
:
12
agustus 2005, Harian Radar Yogyakarta, memberitakan di Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY), dari januari sampai juli terdapat 62% remaja yang
dinikahkan ternyata hamil sebelum menika. Tepatnya, 74 calon pengantin
perempuan yang akan menikah, 46 di antaranya dalam kondisi hamil.( sumber :
majalah sabili No.14 Th. XV 24 januari 2008/15 muharram 1429)
Balai Pasar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Sosial
(B2P3KS). Departemen Sosial Republik Indonesia ( Depsos RI) melakukan
penelitian ilmiah. Penelitian yang bertajuk ? Kehamilan Tidak Dikhendaki Pada
Remaja Tahun 2007 ? ini di lakukan di sebuah kota di Pulau Jawa. Kalangan
remaja usia 10-24 thn ( sumber: majalah sabili No.14 Th XV 24 januari 2008/15
muharram 1429).
Kepala B2P3KS Dr. Yusnar Yusuf MA saat melaporkan hasil penelitian
ini cukup mengejutkan. Pasalnya, data tentang kehamilan tidak di khendaki alias
hamil di luar nikah dari tahun 2002-2005 angkanya meningkat signifikan. (
sumber : majalah sabili No. 14 Th XV 24 januari 2008/15 muharram 1429).
2002-2005.
remaja yang mengalami kehamilan tidak di khendaki terbanyak adalah mahasiswi
59,22%.
Remaja
yang tidak terdata status pendidikannya 21,15%.
Remaja
yang berpendidikan SMU 17,70%
Secara keseluruhan, remaja hamil di luar nikah terbesar terjadi
tahun 2002( 640 kasus). Kemudian tahun 2004 sebanyak (560 kasus) dan tahun 2005
(551 kasus).
(
sumber: majalah sabili No. 14 Th. XV 24 januari 2008/15 muharram 1429)
Wahai generasi-generasi muda
Indonesia?!!! marilah kita bersatu rapatkan barisan kita, perbaiki kembali
kepribadian kita, akhlak kita, moral kita, dan lihatlah ke dalam diri kita
sendiri dan renungkan kembali apa yang harus kita lakukan sebagai generasi muda
Indonesia agar Negara kita Negara yang bersih, sehat, maju, kuat, dan cerdas
dengan anak-anak dari generasi yang akan datang.
Kita semua tahu, sebagi generasi muda
Indonesia masa depan Indonesia bergantung pada generasi muda selanjutnya yang
akan maju menggantikan generasi senior yang memang sudah waktunya menyerahkan
kepemimpinan kepada generasi-generasi muda untuk mengurus dan membenahi Negara
kita Indonesia menjadi Negara yang lebih baik, adil, jujur, dan bersih dari
segala macam keburukan-keburukan yang kotor.
Apalagi yang kita harapkan
selain generasi-generasi muda yang cerdas, semangat, baik, berwawasan luas,
sehat jasmani dan rohani, moral yang baik dan menjunjung tinggi kesopanan.
Negara yang baik bermula dari wanita dan generasi muda yang baik dan
bermartabat. Maka, wahai ?wanita-wanita Indonesia?!!! marilah kita perbaiki apa
yang selama ini kita lakukan adalah sebuah pelajaran bagi kita untuk melakukan
sesuatu yang lebih baik, berguna, dan mempunyai harga diri sebagi wanita
terhormat dari bangsa Indonesia.
Karena wanita Indonesia yang
baik yang menjaga kehormatannya, akhlak, dan moral yang baik, terhormat harga
dirinya akan melahirkan generasi-generasi yang baik pula untuk pondasi-pondasi
sebuah Negara yang kuat, baik, tentram, dan menjadi Negara yang lebih maju dan
bermartabat. Semangat Indonesia?!!! kita pasti melakukan yang terbaik untuk
Negara yang kita cintai, Indonesia. Rapatkan langkah kaki kita, eratkan
persatuan dan kesatuan bangsa, tegakkan bahu kita dan luruskan pandangan kita
menuju masa depan yang lebih cerah.
2.5 Peran Guru, Orang Tua dan Lingkungan Mayarakat dalam
Membentuk Kepribadian Anak di Era Globalisasi
Dalam
proses globalisasi tidak terlepas dari suatu perubahan, yaitu perubahan yang
terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Perkembangan zaman saat ini
sangat mempengaruhi kehidupan si anak. Saat ini tidak jarang lagi bila kita
melihat anak-anak yang sudah menggunakan teknologi-teknologi canggih sebagai
sarana mereka baik dalam pendidikan maupun mengembangkan bakat mereka. Telah
kita ketahui bersama bahwa globalisasi bisa berdampak positif dalam melakukan
perubahan yang lebih baik, namun disisi lain mempunyai dampak negatif yang
dapat menjadi boomerang bagi dunia pendidikan khususnya di Indonesia.
Hal
itu semua akan tergantung bagaimana elemen-elemen yang sangat berpengaruh dalam
pendidikan mampu bersikap responsive dalam menghadapi arus globalisasi yang
tidak bisa kita hindari, artinya dalam menghadapi arus globalisasi ini kita
tidak akan pernah menemukan suatu penyelesaian dengan cara menghindari dan
berpura-pura tidak tahu apa-apa.
Begitu
banyak anak-anak zaman sekarang seperti yang kita lihat saat ini sudah sangat
membuat kita resah dan khawatir. Apalagi dengan melihat perkembangan zaman yang
semakin membuat anak-anak mulai usia 5 tahun hingga remaja (masa pubertas)
sangat meresahkan masyarakat Layaknya seperti anak ayam yang baru dilepas dari
kandangnya.
Rasa
ingin tahu yang besar membuat mereka ingin mencoba hal-hal baru hingga
memudahkan hal-hal positif bahkan negative masuk dalam pikiran mereka. Bila
tidak ada pengawasan atau bimbingan dari orang-orang terdekat, mungkin saja kehidupannya
akan berdampak buruk di kemudian hari. Seperti yang di tulis dalam buku diktat
mengenai Teori Tabularasa yang mengatakan bahwa jiwa manusia diumpamakan
sebagai suatu kertas putih atau meja lilin yang masih bersih, belum ada tulisan
apa-apa.
Kertas
putih atau meja lilin itu siap untuk ditulisi, apa tulisan yang ada di dalam
akan ditentukan oleh siapa penulisnya. Manusia dapat dididik menjadi apa saja
(kea rah yang baik ataupun yang buruk) itu tergantung dari lingkungan atau
pendidiknya.
Namun
dengan perkembangan zaman dan fasilitas-fasilitas yang sangat mudah untuk
mendapatkan informasi seharusnya memudahkan pendidik (oarngtua, guru dan
lingkungan) untuk mengontrol kegiatan si anak di masa-masa perkembangannya.
Tapi mengapa justru pendidik kewalahan dalam mengontrol anak-anak mereka.
Bahkan
banyak anak-anak yang sudah pandai memanipulasi fasilitas yang ada untuk
membohongi orangtuanya sendiri. Anak-anak yang sering berbuat onar, membuat
kluarga kecewa bahkan meresahkan masyarakat tidak dapat sepenuhnya kita
salahkan atas semua yang telah diperbuatnya. Karena ada berbagai elemen yang
dapat mempengaruhi sikap anak. Baik itu keluarga (orangtua, guru atau pun
lingkungan). Elemen-elemen ini lah yang sangat mempengaruhi perkembangan anak.
Responsifitas
dalam Menghadapi Globalisasi Pendidikan
Setelah mengkaji
globalisasi pendidikan terutama problematika dan pengaruh atau dampak yang
ditimbulkannya, dalam hal ini berkaitan tentang ranah pendidikan, kita tidak
akan mungkin terlepas dari elemen-elemen yang sangat berpengaruh didalamnya
dansangat mempengaruhi kepribadian anak atau siswa. Yaitu, , orang tua (
keluarga), guru (pendidik) dan
lingkungan masyarakat.
Telah kita ketahui
bersama bahwa globalisasi bisa berdampak positif dalam melakukan perubahan yang
lebih baik, namun disisi lain mempunyai dampak negatif yang dapat menjadi
boomerang bagi dunia pendidikan khususnya di Indonesia.
Hal itu semua akan
tergantung bagaimana elemen-elemen yang sangat berpengaruh dalam pendidikan
mampu bersikap responsive dalam menghadapi arus globalisasi yang tidak bisa
kita hindari, artinya dalam menghadapi arus globalisasi ini kita tidak akan
pernah menemukan suatu penyelesaian dengan cara menghindari dan berpura-pura
tidak tahu apa-apa.
Dalam teori nativisme
yang sebagai suatu bentuk dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu
pandangan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh hereditas, pembawaan sejak
lahir, dan faktor alam yang kodrati. Saya setuju dengan teori ini dimana bahwa
perkembangan anak ditentukan oleh hereditas yang merupakan pembawaan sejak
lahir namun belum tentu sepenuhnya factor hereditaslah yang menentukan
perkembangan anak.
Tetapi juga dipengaruhi
oleh faktor lingkungan sekitar. Apalagi di era globalisasi ini anak sangat
mudah dipengaruhi terutama dengan teknologi-teknologi yang berkembang saat ini.
Nah, semua teknologi
yang berkembang saat ini termasuk lingkungan pendidikan yang dapat mempengaruhi
perkembangan kepribadian seseorang. Teknologi yang berkembang saat ini
merupakan pelengkap, pengganti dan tambahan terhadap pendidikan yang diberikan
oleh elemen lainnya atau lingkungan lainnya seperti keluarga dan guru.
Dimana teknologi yang
berkembang merupakan suatu lingkungan pendidikan yang harus diwaspadai karena
akan menimbulkan faktor-faktor negatif bagi perkembangan anak.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh semua elemen diatas tadi dalam
mempengaruhi perkembangan anak di era
globalisasi.
1. Orangtua ( Keluarga )
Orang tua atau
keluarga dianggap sebagai pendidikan pertama bagi anak sebelum mereka
dikenalkan dengan dunia luar. Pengaruh keluarga juga sangat besar dalam
pertumbuhan seorang anak, karena disamping mempunyai kedekatan secara
emosional, mereka juga mempunyai tingkat kebersamaan yang lebih karena tinggal
dalam satu atap atau satu rumah.
Tugas utama dari
keluarga bagi pendidik anak adalah merupakan peletak dasar bagi pendidikan
pengembangan anak, seperti pendidikan akhlak, tatakrama kehidupan, sopan
santun, kejujuran, dan pembentukan sifat dan sikap yang baik lainnya.
Maka peran orang tua
untuk mencari tau segala kegiatan yang dilakukan oleh anak-anaknya sangat
penting, dimana jika keluarga sedikit mengbaikan itu maka akan berdampak pada
kepribadian dan perilaku anak-anaknya yang tidak terkontrol.
Orang tua terkadang
memberikan sepenuhnya kepada sekolah dalam mendidik dan mengembangkan potensi
anak, padahal tidak sampai disitu saja karena kontrol dari sekolah terbatas
hanya dalam jam pelajaran sekolah. Mencari tahu segala kegiatan anak tidak
harus dengan mengikutinya setiap detik dan setiap waktu.
Namun bisa dilakukan
dengan banyak hal dan cara, seperti dengan memberikan perhatian, menanyakan
dengan siapa teman bermain, menanyakan keadaan anak kepada guru-guru nya di
sekolah, dan lain sebagainya. Hal seperti ini sangat mudah dilakukan, namun
terkadang orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing bahan tidak mau tahu
sehingga anak seringkali terabaikan.
Seperti yang ditulis
dalam buku Diktat, bahwa ada beberapa pola tindakan yang diwujudkan dalam
pergaulan keluarga yaitu pola otoriter, dimana orangtua mendidik anaknya dengan
kekerasan, memaksakan kehendak, menuntut kepatuhan dari anak-anaknya terhadap
segala sesuatu yang diinginkannya.
Cara ini akan mnyebabkan anak menjadi pasif
atau bahkan melakukan perlawanan secara pasif atau pun perlawanan secara
aktif.yang berikutnya adalah pola tindakan demokratis, yang ditandai dengan
suasana keluarga yang saling menghormati, menyayangi, bertanggung jawab,
memecahkan masalah-masalah yang ada secara baik-baik dan anak mendapat tempat
yang wajar baik keinginannya maupun pendapatnya. Pola yang lain adalah pola
masa bodoh, yaitu sikap orangtua yang terlalu memberikan kebebasan kepada anak
tidak ada tata tertib dan disiplin dalam keluarga, orangtua kurang perhatian
bahkan kurangnya kepedulian orangtua kepada anak-anaknya.
Maka dalam menghadapi
era globalisasi saat ini, orangtua atau keluarga harus mewujudkan pola
demokratis dalam pergaulan keluarga. Karena dengan terbentuknya pola demokratis
dalam diri si anak maka saat ia berada di lingkungan lainnya, ia pun akan
menanamkan pola demokratis yang dibawanya dari keluarganya.
Sehingga si anak tidak mudah terpengaruh
dengan lingkungan di luar. Inovasi-inovasi baru yang di dapat si anak seiring
dengan perkembangan zaman, akan sangat mudah dikontrol oleh orangtua atau
keluarga. Karena si anak yang sudah tertanam pola demokratisnya akan selalu
menyampaikan keluhan atau masalah-masalah yang di dapat si anak di lingkungan
luar.
Sehingga terjalin
hubungan komunikasi yang baik antara anak dengan orangtua. Namun dengan
demikian orangtua pun tak boleh lepas dari informasi yang berkembang terutama
perkembangan teknologi yang dapat mempengaruhi anak baik dalam mempengaruhi
ilmu pengetahuan bahkan kemampuan/ keterampilan anak.
2. Pendididk (Guru)
Guru sebagai pengajar
dan pendidik, memang tidak hanya harus membina para murid segi kognitif dan
psikomotoriknya demi peningkatan nilai angka. Akan tetapi, seorang guru sangat
dituntut agar apa yang ia kerjakan dipraktekan oleh para muridnya dalam
kehidupan.
Guru adalah orang yang
bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar dan juga kemerosotannya. Untuk
itu tugas guru tidak terbatas pada pengajaran mata pelajaran, tapi yang paling
penting adalah pencetakan karakter murid. Tantangan persoalan ini memang sangat
sulit bagi seorang guru karena keterbatasan kontrolling pada murid kerap
membuatnya kecolongan.
Maka dari itu, masalah guru merupakan topik
yang tidak pernah habis dibahas dan selalu aktual seiring dengan perubahan
zaman dan pengaruh globalisasi dalam pendidikan, karena permasalahan guru
sendiri dan dunia pendiidkan yang menyangkutnya selalu diperbincangkan. Pada
dasarnya persoalan etika dan moral anak bangsa, bukan hanya permasalahan guru
namun jika yang dituju adalah moral peserta didik (siswa), maka tidak ada
alasan untuk guru dilibatkan.
Di era globalisasi
saat ini, dan dengan seakin maju nya cara berpikir anak yang dipengaruhi
perkembangan zaman, maka guru dituntut untuk meningkatkan profesionalitasnya
dalam mengajar dan mendidik. Guru bukan hanya bertugas mentransfer ilmu saja
kepada siswa namun juga membimbing dan membina siswa dalam membentuk moral dan
budipekerti yang baik.
Apalagi dengan
perkembangan zaman, siswa sibuk sibuk menggeluti atau pun mencaritahu
teknologi-teknologi canggih yang muncul karena rasa ingin tahu yang tinggi.
Maka tak heran bila siswa lebih cepat tahu mengenai informasi-informasi actual
yang sedang terjadi daripada gurunya sendiri. Untuk itu dalam peningkatan
kualitas pengajaran, guru harus bisa mengembangun tiga intelegensi dasar siswa.
Yaitu: intelektual, emosional, dan moral.
Tiga unsur itu harus
ditanamkan pada diri murid sekuat-kuatnya agar terpatri dalam dirinya. Kemudian
system pembelajaran yang kreatif dan inovatif juga menjadi penting bagi guru,
sehingga dapat megembangkan seluruh potensi diri siswa, dan memunculkan
keinginan bagi siswa untuk maju yang diikuti ketertarikan untuk menemukan
hal-hal baru pada bidang yang diminati melalui belajr mandiri (self study) yang
kuat.
Dengan perkembangan bidang teknologi informasi
semakin mendorong dalam kemajuan bidang ilmu pengetahuan, sehingga dunia
pendidikan harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin.
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan tempat
tinggal akan berdampak besar pada perilaku dan kepribadian seseorang, karena
seringkali pengaruh teman sebayanya dapat mengalahkan pengaruh guru maupun
orang tua.
Gaya hidup lingkungan
sekitar juga mampu merusak tatanan yang sudah diajarkan disekolah, yaitu yang
berkaitan dengan moral seperti tingkah laku dan menghormati orang yang lebih
tua seringkali diabaikan karena pengaruh kebiasaan orang-orang yang ada
disekitar kita.
Untuk itu pemilihan
lingkungan sangat penting dalam menghadapi arus globalisasi yang akan berdampak
pada dunia pendidikan. Karena kewajiban kita adalah bagaimana berinteraksi
dengan nya secara positif. Toh, realitas (globalisasi) ini tidak semuanya
buruk, dan tidak pula semuanya baik. Karena itu kita harus menyikapinya lewat
berbagai bentuk artikulasi yang kritis namun proporsional.
Pangkal dari arus
globalisasi yaitu berada pada kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang
mampu membawa kepada perubahan-perubahan dalam bidang pendidikan baik perubahan
positif maupun perubahan negative.
Dalam konteks Global,
UU nomor 17 tahun 2007 merumuskan misi agar Indonesia ikut berperan penting
dalam pergaulan dunia Internasional. Misi ini tidak mungkin bisa dicapai tanpa
adanya sensitifitas global yang dimiliki oleh Warga
Negara Indonesia.
Karena itu melalui pendidikan lah yang mampu menumbuhkan sensitifitas atau
kesadaran global ini. Bukan malah menjadikan arus globalisasi yang menggrogoti
pendidikan di Indonesia.
Pembentukan karakter
bangsa yang memiliki kepedulian terhadap dunia global menjadi cukup penting.
Melalui karakter ini generasi muda diharapkan mampu mengikuti perkembangan
dunia global secara kritis. Tidak semata-mata larut dalam berbagai perubahan
dan perkembangan yang terjadi.
Apalagi sampai ikut sebagai pelaku berbagai
kejahatan Internasional. Sebaliknya yang diharapkan adalah generasi yang mampu
memberikan solusi bagi masa depan dunia yang lebih adil dan damai.
Seorang pendidik/ guru
memiliki tanggung jawab dan peran penting dalam menghadapi tantangan masyarakat
global di era globalisasi ini. Guru sangat dituntut untuk tetap eksis dan
meningkatkan profesionalitasnya sebagai pengajar dan pendidik yang menjadi
penentu arah generasi penerus bangsa.
Perlu adanya pendekatan-pendekatan yang harus
dilakukan oleh seorang guru dalam membangun hubungan dengan anak didik. Karena
salah satu dari kewajiban seorang guru adalah membentuk moral anak agar menjadi
pribadi yang
berintelektual
dan berbudipekerti.
2. Menerapkan Metode Pembelajaran Sesuai
Perkembangan Zaman
Guru harus menyesuaikan
diri dengan perkembangan teknologi dalam menerapkan metode pembelajaran. Saat
ini, para siswa tak terlepas dari sejumlah perangkat dan kemajuan teknologi.
Penyesuaian penting agar guru bisa mengikuti pola pikir para siswanya.
Anak-anak atau siswa memiliki
begitu banyak gambar di kepalanya. Mereka cenderung visual. Sehingga, tak cukup
hanya belajar dengan membaca saja. Para siswa harus diperlihatkan gambaran
nyatanya. "Sebagai guru, kita juga harus ?belajar? bahasa anak-anak.
Mereka familiar sekali dengan Short Message Service (SMS), blogging, e-mail,
dan yang sekarang sedang semarak di US adalah vlogging alias video blogging,
yaitu merekam aktifitas sehari-hari dengan kamera video dan diunggah ke dalam
blog pribadi. Kita harus ikut belajar bahasa-bahasa SMS dan lainnya, agar kita
tidak ketinggalan dan dibodohi oleh murid-murid? papar Regina. Selain itu,
menurutnya, para siswa ini juga sudah lebih kritis pemikirannya. Mereka pasti
akan bertanya lebih mendalam jika guru tidak menjelaskan secara detil. Oleh
karena itu, sebagai pengajar, seorang guru harus melakukan inter-disciplinary
approach alias pendekatan lintas bidang.
Guru harus menemukan
arti dan maksud mendalam dari mata pelajaran yang diajarkan, melakukan hal-hal
yang menyenangkan bagi anak-anak. Jangan sampai mereka bosan dengan mata
pelajaran tersebut.
Para guru juga diingatkan untuk melakukan
refleksi atas pola pengajaran yang telah diterapkan, menggali dan menggali apa
yang bisa dilakukan untuk proses pengajaran selanjutnya. Guru juga harus mampu
menciptakan kegembiraan di dalam kelas maupun sekolah. Dengan begitu, anak-anak
akan semangat dan senang pergi ke sekolah.
Tidak bisa dipungkiri
setiap guru atau siswa mengalami zaman yang berbeda. Ada sebuah ungkapan kecil
yang isinya kurang lebih seperti ini. ?Didiklah anak-anakmu karena mereka
diciptakan untuk menghadapi zaman yang berbeda dengan zamanmu .”
Sudah sepatutnya guru
juga mampu mengikuti perkembangan teknologi yang terus berkembang. Jangan
sampai ketika seorang siswa bertanya tentang suatu materi pelajaran yang dia
dapatkan, misal dari internet, guru tidak mampu menjawabnya. Inilah tantangan
guru di era digital. Metode pembelajaran yang digunakan juga disesuaikan dengan
perkembangan zaman, tidak hanya perkembangan anak dan materi pelajaran.
Tantangan yang begitu
berat di zaman canggih seperti sekarang dimana teknologi komunikasi yang tidak
mengenal batas membuat para orang tua kebingungan bagaimana cara mengarahkan,
menjaga para putra putrinya agar tidak terbawa arus yang akan menjerumuskan
mereka.
Anak-anak yang korban
teknologi sudah sering kita lihat di media massa baik media cetak maupun media
elekronik, mulai dari korban akibat video porno, narkoba, penipuan lewat
jejaring sosial dan sebagainya. Lantas siapa yang harus disalahkan ? Tidak ada
yang dapat disalahkan sebab memang kemajuan teknologi tidak dapat dibendung
oleh siapapun. Yang jelas tugas para orang tua yang masih mempunyai putra-putri
yang saat ini beranjak dewasa cukup berat.
Terutama bagi para
orang tua yang terlambat memberikan pendidikan spiritual dan budi pekerti tentu
akan merasakan betapa sulitnya mengendalikan dan mengawasi mereka.
Hanya dengan pendidikan spiritual dan
budi pekerti sejak dini (balita), maka kecenderungan mereka kelak beranjak
dewasa akan lebih terpagari dan akan mampu membentengi dirinya dari
pengaruh-pengaruh lingkungan apalagi dengan teknologi-teknologi canggih yang
beredar saat ini, dan mereka memiliki filter untuk memilih dan memutuskan
sesuatu termasuk memilih teman bergaul.
Pada saat ini mulai
pendidikan Taman Kanak-kanak sudah ditanamkan budi pekerti, pengenalan Sang
Maha Pencipta Alam Semesta dan lain-lain. Pelajaran-pelajaran tersebut akan
tertanam pada otak kiri mereka hingga mereka dewasa.
Pendidikan budi
pekerti tersebut sekaligus akan menjadi
dasar yang sangat menentukan untuk dapat menerima pelajaran budi pekerti yang
lebih tinggi. Peran orang tua sangat menentukan dalam pembentukan ahlak para
putra-putrinya. Oleh karena itu, orangtua bukan hanya memikirkan kebutuhan
jasmani anaknya saja tetapi juga harus ada keseimbangan antara pemenuhan
kebutuhan jasmani dan rohani si anak.
Maka dengan adanya
proses globalisasi yang dimana semakin maju nya teknologi-teknologi canggih
bukan berarti merupakan suatu hambatan bagi orangtua dan guru untuk membentuk
kepribadian si anak yang diharapkan tidak hanya berintelektual namun juga
bermoral dan berbudi pekerti tinggi.
Membentuk kepribadian anak di era globalisasi
bukan merupakan suatu hal yang sulit. Ada 3 elemen yang mempengaruhi kepribadian
anak yaitu keluarga (orang tua), guru dan lingkungan. Hanya dengan pendidikan
spiritual dan budi pekerti sejak dini (balita), maka kecenderungan mereka kelak
beranjak dewasa akan lebih terpagari dan akan mampu membentengi dirinya dari
pengaruh-pengaruh lingkungan yang kurang baik, dan mereka memiliki filter untuk
memilih dan memutuskan sesuatu termasuk memilih teman bergaul.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ø Globalisasi telah
menimbulkan dampak yang begitu besar dalam dimensi kehidupan manusia, karena
globalisasi merupakan proses internasionalisasi seluruh tatanan masyarakan
modern. Sehingga terjadi dampak yang beragam terutama pada aspek sosial dampak
positif nya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia
dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Sedangkan dampak negatifnya,
banyaknya nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan dengan cara
meniru atau menerapkannya secara selektif,
Masa remaja adalah masa yang sangat rentan jadi Para remaja cenderung
bergerak menjadi generasi buih yang terhempas dipantai menjadidzurriyatan
dhi?afan,suatu generasi yang bergerak menjadi ?X-G? -- the loses generation --
yang tidak memiliki keberanian ikut serta didalam perlombaan dan percaturan
gelombang era globalisasi. Penyimpanganperil aku menjadi ukuran atas kemunduran
moral dan akhlak. Hilangnya kendali para remaja, berakibat ketahanan bangsa
akan lenyap dengan lemahnya remaja.
Ø Masih banyak generasi muda
yang belum memaksimalkan dengan adanya hal – hal baru yang ada di era
globalisasi saat ini malah kebanyakan yang mengambil atau mengarah ke hal – hal
negative karena mereka itu salah arus, seharusnya di zaman era globalisasi saat
ini para generasi muda harus berkembang menjadi lebih baik bukannya menjadi
lebih buruk dari sebelumnya.
3.2 Saran
Ø Masa remaja sebagai periode
perkembangan yang paling penting bagi individu pada kenyataannya merupakan
suatu periode yang sarat dengan perubahan dan rentan munculnya masalah.
Meskipun demikian adanya pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap
remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan
selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan. Selain
itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan
pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan
bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
Maka kita sebagai remaja harus bisa membedakan mana kegiatan positif dan
negative agar kita bisa mendapat manfaat yang bisa menunjang masa depan. Jaman
era globalisasi sekarang ini banyak sekali hal yang menarik, sesuatu yang masih
baru, maka kita pun harus bisa memilih yang terbaik, jangan sampai terpengaruh
hal negative. Apabila sudah ada yang terjerumus kedalam hal negative cepatlah
sadar diri karena masih banyak kesempatan untuk merubah masa depan.
Ø Untuk para orang tua
seharusmya harus selalu mengawasi anak – anaknya dengan baik atau mendekatkan
diri orang tua dengan anak tanpa batasan, orang tua harus bisa menjadi
pendamping anak – anak agar anak – anak bisa bebas untuk keluh kesah dengan
orang tua, karna sebenarnya setiap anak ingin dekat dengan dengan orang tuanya
namun kebanyakan orang tua masih belum bisa memahami apa yang di inginkan anak
tersebut jadi kebanyakan anak – anak yang lebih memilih dengan mengambil cara
yang salah seperti ke hal – hal yang negative untuk melespakan rasa penat dalam
hidupnya.
Daftar Pustaka